Pages

Wednesday, October 16, 2013

Asuransi dan Investasi : Ibarat Rel Kereta

Ingin tenang saat ini dan nanti? Asuransi dan investasi jawabannya. Keduanya, sama penting dan saling melengkapi, namun harus dipisahkan.

Pilih asuransi atau investasi? Keduanya! Misalkan, Anda hanya membeli premi asuransi secara rutin namun tidak berinvestasi. Tanpa investasi Anda tak memiliki modal menjalani hari tua. Sebaliknya, investasi tanpa asuransi juga tak berarti. Anda yang sudah menyisihkan dana untuk investasi, kemudia tiba-tiba sakit lalu meninggal di usia muda. Toh, Anda tak bisa menikmati hasil investasi dan hasil investasi untuk keluarga pun belum optimal.

Meskipun keduanya penting, jangan satukan asuransi dengan investasi karena fungsinya yang berbeda-meskipun saat ini  produk asuransi sekaligus investasi (unitlink) tengah marak ditawarkan. Resiko dan biaya unitlink sangat tinggi. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi harus melimpahkan kegiatan investasi ke perusahaan investasi (manager investasi).

Padahal, jenis investasi yang ada di unitlink, yaitu reksadana dapat dibeli langsung di manager investasi. Selain lebih murah -karena tanpa perantara, nasabah pun dapat mengetahui lebih detail portofolio di reksadana tersebut. Nasabah pun dapat dengan mudah mengubah portofolio apabila tidak puas dengan kinerjanya. Jelas lebih fleksibel dan hasilnya pun lebih maksimal.

Investasi memiliki orientasi untuk masa depan, berbeda dengan asuransi yang berfungsi sebagai proteksi. Terdapat berbagai jenis asuransi yang bisa dimiliki, yaitu asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, asuransi kebakaran rumah, dan asuransi kendaraan. Kelimanya sebaiknya Anda miliki. Namun, apabila kondisi keuangan belum memenuhi semuanya atau Anda masih lajang, sebaiknya dahulukan asuransi kesehatan. Jika tempat Anda bekerja sudah menyediakan fasilitas asuransi kesehatan, Anda bisa memfokuskan ke jenis asuransi lain.

Setelah asuransi kesehatan, Anda bisa menambah asuransi jiwa. Kendaraan dan rumah juga sebaiknya diasuransikan. Sebab, jika terjadi sesuatu dan Anda tidak memiliki asuransi, dana investasi bisa terkuras. Hal ini tentu akan mengganggu rencana keuangan Anda.

Terdapat berbagai ragam dari tiap jenis asuransi. Untuk asuransi kesehatan, sebaiknya pilih untuk rawat inap tanpa rawat jalan. Selain premi rawat jalan yang lebih mahal, sakit ringan, seperti flu bisa ditangani sendiri dan murah.

Selain itu, terdapat asuransi penyakit kritis (critical illness insurance). Sebetulnya, asuransi kesehatan saja sudah cukup karena pada umumnya sudah mencakup penyakit kritis. Namun, pada asuransi penyakit kritis limit klaimnya lebih besar.

Persyaratan agar dana asuransi penyakit kritis bisa cair terbilang cukup berat. Untuk sakit ginjal misalnya, pemegang polis harus manjalani transplatasi ginjal dan cuci darah. Dengan kata lain, kondisi pemegang polis memang benar-benar kritis.

Ketimbang membayar premi yang lebih mahal untuk asuransi penyakit kritis, lebih baik premi tersebut untuk asuransi jiwa agar unit penyertaan yang diperoleh lebih tinggi. Anda pun dapat meninggalkan dana lebih besar bagi keluarga apabila Anda meninggal.

Dalam asuransi, baik kesehatan atau jiwa, Anda harus teliti mengisi surat permohonan asuransi (SPA). Jika ternyata, Anda memiliki riwayat penyakit sedangkan dalam SPA anda tidak menulisnya, maka klaim dan asuransi tidak akan bisa cair. Jadi, wajib untuk mengisi surat permohonan asuransi sendiri, tidak diwakilan orang lain. Anda pun harus teliti ilustrasi polis asuransi yang diberikan agen sebelum memutuskan membeli asuransi.

Namun, asuransi sebagai proteksi tak selamanya bisa diandalkan. Pada umumnya, perusahaan asuransi tak menerima permohonan asuransi bagi mereka yang telah lanjut usia. Bahkan, sekalipun Anda telah memiliki asuransi sejak muda dan membayar premi secara rutin, perusahaan asuransi bisa saja tidak memperpanjang polis karena Anda dianggap sudah tidak menguntungkan –biaya penyakit Anda melebihi premi yang Anda bayar. Perlu dipahami bahwa terdapat dua pihak yang bisa memutuskan atau memperpanjang polis asuransi, yaitu pemegang polis dan perusahaan asuransi.

Ketika asuransi tak lagi mau menerima Anda, investasilah yang jadi pegangan Anda. Dana kesehatan dihari tua bisa Anda peroleh dari hasil investasi yang telah Anda pupuk sejak muda. Untuk investasi jangka panjang, portofolio investasi properti, saham, dan reksadana bisa jadi pilihan.

Asuransi dan Investasi harus dilakukan sejak muda. Keduanya ibarat rel kereta api yang berjalan beriringan namun tak pernah bertemu. Keduanya menggiring Anda menuju kehidupan yang lebih nyaman.

Berikut adalah 8 pos pengeluaran :
  1. Zakat dan sedekah : 2,5-10%
  2. Utang                     : <30%
  3. Asuransi                 : <10%
  4. Investasi                 : 10-20%
  5. Pendidikan              : 10-15%
  6. Biaya hidup             : 60%.
  7. Rekreasi                  : <5%
  8. Hiburan (lifestyle cost) <5%

*besarnya disesuakan dengan kebutuhan dan profil resiko
  

Hasil wawancara dengan Freddy Pieloor, perencana keuangan dari Financial Planning and Consulting Money and Love. Wawancara oleh Resi Fahma G

Tulisan ini pernah dimuat di majalah Fortune Indonesia Vol.71 (September 2013)

No comments:

Post a Comment