Ingin
tenang saat ini dan nanti? Asuransi dan investasi jawabannya. Keduanya, sama
penting dan saling melengkapi, namun harus dipisahkan.
Pilih
asuransi atau investasi? Keduanya! Misalkan, Anda hanya membeli premi asuransi
secara rutin namun tidak berinvestasi. Tanpa investasi Anda tak memiliki modal
menjalani hari tua. Sebaliknya, investasi tanpa asuransi juga tak berarti. Anda
yang sudah menyisihkan dana untuk investasi, kemudia tiba-tiba sakit lalu
meninggal di usia muda. Toh, Anda tak bisa menikmati hasil investasi dan hasil
investasi untuk keluarga pun belum optimal.
Meskipun
keduanya penting, jangan satukan asuransi dengan investasi karena fungsinya
yang berbeda-meskipun saat ini produk asuransi
sekaligus investasi (unitlink) tengah
marak ditawarkan. Resiko dan biaya
unitlink sangat tinggi. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi harus
melimpahkan kegiatan investasi ke perusahaan investasi (manager investasi).
Padahal,
jenis investasi yang ada di unitlink,
yaitu reksadana dapat dibeli langsung di manager investasi. Selain lebih murah
-karena tanpa perantara, nasabah pun dapat mengetahui lebih detail portofolio
di reksadana tersebut. Nasabah pun dapat dengan mudah mengubah portofolio
apabila tidak puas dengan kinerjanya. Jelas lebih fleksibel dan hasilnya pun
lebih maksimal.
Investasi
memiliki orientasi untuk masa depan, berbeda dengan asuransi yang berfungsi
sebagai proteksi. Terdapat berbagai jenis asuransi yang bisa dimiliki, yaitu
asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, asuransi kebakaran
rumah, dan asuransi kendaraan. Kelimanya sebaiknya Anda miliki. Namun, apabila
kondisi keuangan belum memenuhi semuanya atau Anda masih lajang, sebaiknya
dahulukan asuransi kesehatan. Jika tempat Anda bekerja sudah menyediakan
fasilitas asuransi kesehatan, Anda bisa memfokuskan ke jenis asuransi lain.
Setelah
asuransi kesehatan, Anda bisa menambah asuransi jiwa. Kendaraan dan rumah juga
sebaiknya diasuransikan. Sebab, jika terjadi sesuatu dan Anda tidak memiliki
asuransi, dana investasi bisa terkuras. Hal ini tentu akan mengganggu rencana
keuangan Anda.
Terdapat
berbagai ragam dari tiap jenis asuransi. Untuk asuransi kesehatan, sebaiknya
pilih untuk rawat inap tanpa rawat jalan. Selain premi rawat jalan yang lebih
mahal, sakit ringan, seperti flu bisa ditangani sendiri dan murah.
Selain
itu, terdapat asuransi penyakit kritis (critical
illness insurance). Sebetulnya, asuransi kesehatan saja sudah cukup karena
pada umumnya sudah mencakup penyakit kritis. Namun, pada asuransi penyakit kritis
limit klaimnya lebih besar.
Persyaratan
agar dana asuransi penyakit kritis bisa cair terbilang cukup berat. Untuk sakit
ginjal misalnya, pemegang polis harus manjalani transplatasi ginjal dan cuci
darah. Dengan kata lain, kondisi pemegang polis memang benar-benar kritis.
Ketimbang
membayar premi yang lebih mahal untuk asuransi penyakit kritis, lebih baik
premi tersebut untuk asuransi jiwa agar unit penyertaan yang diperoleh lebih
tinggi. Anda pun dapat meninggalkan dana lebih besar bagi keluarga apabila Anda
meninggal.
Dalam
asuransi, baik kesehatan atau jiwa, Anda harus teliti mengisi surat permohonan
asuransi (SPA). Jika ternyata, Anda memiliki riwayat penyakit sedangkan dalam
SPA anda tidak menulisnya, maka klaim dan asuransi tidak akan bisa cair. Jadi,
wajib untuk mengisi surat permohonan asuransi sendiri, tidak diwakilan orang
lain. Anda pun harus teliti ilustrasi polis asuransi yang diberikan agen
sebelum memutuskan membeli asuransi.
Namun,
asuransi sebagai proteksi tak selamanya bisa diandalkan. Pada umumnya,
perusahaan asuransi tak menerima permohonan asuransi bagi mereka yang telah
lanjut usia. Bahkan, sekalipun Anda telah memiliki asuransi sejak muda dan
membayar premi secara rutin, perusahaan asuransi bisa saja tidak memperpanjang
polis karena Anda dianggap sudah tidak menguntungkan –biaya penyakit Anda melebihi
premi yang Anda bayar. Perlu dipahami bahwa terdapat dua pihak yang bisa
memutuskan atau memperpanjang polis asuransi, yaitu pemegang polis dan
perusahaan asuransi.
Ketika asuransi tak lagi mau menerima Anda,
investasilah yang jadi pegangan Anda. Dana kesehatan dihari tua bisa Anda
peroleh dari hasil investasi yang telah Anda pupuk sejak muda. Untuk investasi
jangka panjang, portofolio investasi properti, saham, dan reksadana bisa jadi
pilihan.
Asuransi dan Investasi harus dilakukan sejak muda. Keduanya
ibarat rel kereta api yang berjalan beriringan namun tak pernah bertemu.
Keduanya menggiring Anda menuju kehidupan yang lebih nyaman.
Berikut adalah 8 pos pengeluaran :
- Zakat dan sedekah : 2,5-10%
- Utang : <30%
- Asuransi : <10%
- Investasi : 10-20%
- Pendidikan : 10-15%
- Biaya hidup : 60%.
- Rekreasi : <5%
- Hiburan (lifestyle cost) <5%
*besarnya disesuakan dengan
kebutuhan dan profil resiko
Hasil wawancara dengan Freddy Pieloor, perencana keuangan dari Financial Planning and Consulting Money and
Love. Wawancara oleh Resi Fahma G
Tulisan ini pernah dimuat di majalah Fortune Indonesia Vol.71 (September 2013)
No comments:
Post a Comment