Pages

Saturday, December 17, 2011

Berbagi Darah untuk Kehidupan

Tidak semua orang memiliki materi berlebih untuk berbagi. Tetapi, semua orang memiliki darah. Semua orang bisa berbagi darah tanpa pandang status. 
 
       Pengalaman Valencia melihat seseorang yang kehilangan Ibunya karena tak mendapat donor darah amat membekas pada dirinya. Ketika itu dirinya yang sedang mengantar sang ibupun tak bisa berbuat apa-apa.
       Sejak saat itu, perempuan yang memiliki nama lengkap Valencia Mieke Randa tersebut terinspirasi untuk menciptakan gerakan yang bisa menjembatani orang yang membutuhkan darah dengan orang yang ingin mendonorkan darah.
       Sang ibulah yang kemudian meyakinkan perempuan yang biasa disapa Silly itu untuk memulai niatnya tersebut. “Sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil. Kita tidak perlu menjadi orang besar untuk menolong orang,” ujar Silly mencontohkan perkataan ibunya.
       Sejak April 2009 dirinya mulai aktif menyuarakan Blood for life (BFL) melalui blognya. Bermula dari milis beranggotakan 44 orang, Silly mengajak kawan-kawan untuk melakukan gerakan BFL ini. Untuk makin menyebarkan gerakan ini, pada awal 2010 Silly membuat akun twitter @blood4lifeID.
       “Waktu itu belum banyak yang follow. Jadi kita sistemnya jemput bola, aku cari siapa yang membutuhkan bantuan dengan memasukan kanta kunci butuh darah, donor di mesin pencari,” cerita perempuan yang juga aktif menyosialisasikan mengenai autism di akun twitternya @justsilly itu.

Mambantu itu Candu
       Kesibukan Silly sebagai site manager di sebuah perusahaan logistik membuat Blood for life pada pertengahan 2010 vakum. Lambat laun, meski pun menikmati pekerjaannya, ia semakin merasa kehilangan waktu untuk anak-anaknya dan kebahagiaan berbagi.
       "Kenikmatan membatu orang itu ngga saya rasain lagi selama saya kerja. Saya kehilangan momen-momen melayani tuhan lewat orang lain,” tutur perempuan kelahiran 23 Oktober 1972 itu.
       Seolah sudah ditakdirkan kembali menghidupkan BFL, Silly mendapat cobaan yang menjadi titik balik dalam kehidupannya. Pada februari 2011, ibunda Silly meninggal dunia. Begitu besar rasa kehilangan membuat Silly menyadari betapa sedihnya perasaan orang yang ketika itu ditinggalkan ibunya hanya karena tidak mendapatkan darah.
       “Sejak saat itu saya berpikir saya tidak akan membiarkan ada banyak orang menangis karena kehilangan orang yang mereka kasihi hanya karena tidak ada darah,” ujar Silly. 
       Ia pun memutusakan untuk berhenti bekerja. Silly memang telah mengorbankan fasilitas dan kemapanan finansial yang ia peroleh dari pekerjaannya, tetapi baginya ia mendapatkan kebahagiaan yang begitu besar dari membantu sesama.
        Kini BFL menjadi gerakan yang menginspirasi dan membantu banyak orang. Gerakan ini pun semakin berkembang dan dipercaya sebagai sumber yang menginformasikan kegiatan donor darah dan edukasi mengenai manfaat dan syarat donor darah. “Misal ada yang ngadain donor darah atau butuh donor kasih tau ke kita, kita yang sebarin,” jelas lulusan teknik mesin Unversitas Indonesia, itu.
        Aktif membantu melalui twitter, facebook, blog dan website membuat Google terpikat untuk membuatkan Iklan Blood for life. Google chorme tertarik dengan konsep sederhana yang dijalankan Silly, yakni menjadikan internet  jembatan yang menghubungkan antara orang yang membutuhkan darah dan pendonor.
        “Aku ngga pernah menyangka tuhan bekerja begitu luar biasa. Waktu aku berhenti kerja, aku mikir gerakan ini kan biasa aja. Kalau ada orang butuh ya gue bantuin, klo ngga ya ngga,” ujar Silly yang kini menjadi social media publicist di sebuah perusahaan.
        Namanya kini semakin di kenal. Namun, bagi Silly bukan ketenaran yang ia banggakan, melainkan semakin besarnya gerakan BFL ini maka makin banyak orang yang meminta tolong melalui BFL. Hal tersebut secara tidak langsung memberikan kesempatan padanya untuk membatu orang lain semakin banyak.
        Sikap rendah hati yang selalu dijaganya membantunya selalu bersemangat mengajak orang agar mau penjadi pendonor. Semangat itu ia tularkan dengan memberikan penjelasan betapa sekantung darah yang diberikan begitu bermanfaat bagi kehidupan orang lain.
        “Bayangkan jika kita bantu. Anak-anaknya jadi bisa sekolah. Mungkin suatu ketika, anak yang kita bantu di wisuda. Ia akan bilang mungkin saya ngga akan berdiri disini kalau dulu ngga ada yang donor untuk bapak,” semangat Silly pada pendonor.


No comments:

Post a Comment