Pages

Saturday, December 17, 2011

Apa sih Donor Darah Aferesis?

     Buat yang sudah baca http://matafahma.blogspot.com/2011/12/pendonor-aferesis-masih-minim.html pastinya tergugah betapa masih banyaknya anak-anak yang butuh donor aferesis. Donor aferesis adalah proses pengambilan komponen darah tertentu yang diambil dari pendonor dan disaring oleh mesin haemodolesis yang secara selektif memisahkan komponen darah yg diperlukan untuk diberikan kepada pasien, misal trombosit. Sementara komponen darah yang tidak diinginkan dikembalikan ketubuh donor  dan mengembalikan sisa darah ke pendonor. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi anda yang ingin menjadi pendonor Aferesis:
  • Pendonor harus memiliki berat badan 65 Kg, hemoglobin (HB) 12, trombosit 200, dan leukosit 6-8.
  • Pendonor harus melakukan Screening untuk mengecek apakah darah mengandung penyakit kelamin, HIV dsb. Hasil screening baru akan keluar 6-8 jam.
  • Proses pendonoran aferesis selama 1,5 – 2 jam, berbeda dengan donor darah biasa yang hanya setengah jam.
  •  Pendonor darah aferesis tidak bisa menjadi pendonor PRC (Packed Red Cells) yang umumnya digunakan untuk pasien  pendarahan atau anemia berat. Begitu pula sebaliknya jika sudah menjadi pendonor PRC maka tidak bisa menjadi pendonor aferesis
  •  Pendonor aferesis bisa diambil darahnya paling banyak dua minggu sekali. Berbeda dengan pendonor darah biasa yang maksimal tiga bulan sekali.
  •   Biaya screening dan proses pendonoran relatif mahal. Khusus pendonor aferesis di donor darah siaga, biaya screening ditanggung Gerakan Berbagi. Pendonor darah siaga harus bersedia dipanggil kapan pun apabila dibutuhkan. 
Untuk jadi pendonor Aferesis dibutuhkan konsistensi, bagi teman-teman yang ingin menjadi pendonor darah aferesis bisa menghubungi www.gerakanberbagi.com  atau twitter : @gerakanberbagi




 Tidak perlu harta berlimpah untuk berbagi, dengan darah kita juga bisa membantu sesama :)



 

Pendonor Aferesis Masih Minim

Donor Darah Siaga

         Selain Blood for life, ada juga Donor Darah Siaga yang merupakan bagian dari komunitas Gerakan Berbagi (@gerakanberbagi). Donor Darah Siaga ini merupakan wadah berbagi darah khususnya untuk darah aferesis.
         Sulitnya mencari pendonor aferesis karena proses pendonoran yang lama menjadi permasalahan utama bagi penderita kanker. Proses screening yang hasilnya baru keluar 6-8 jam  berpacu dengan waktu dan nyawa penderiita kanker yang membutuhkan darah.
         “Beberapa pengalaman yang minta aferesis ada yang meninggal selama nunggu hasil screening. Dari situ aku pikir, harus sedia payung sebelum hujan,” tutur Amalia Medina yang juga pendiri Gerakan Berbagi.

Emergency Expatriat Blood Donor, Siaga Darah Rhesus Negatif

         Kepedulian terhadap pentingnya darah tak hanya ditunjukan oleh orang Indonesia. Orang-orang asing dari berbagai negara juga menaruh perhatian lebih. Emergency Expatriat Blood Donor (EEBD) adalah komunitas beranggotakan orang-orang asing dari berbagai negara yang tinggal di Indonesia yang sukarela menjadi pendonor khusus untuk golongan darah rhesus negatif.
         Jumlah pemilik darah rhesus negatif di Indonesia hanya mencapai 0,01 persen dari jumlah penduduk.  Dengan jumlah yang sedemikian sedikit, orang-orang Indonesia yang memiliki rhesus negatif kesulitan untuk mendapat donor yang sesuai. Darah rhesus negatif sendiri sebagian besar dimiliki oleh warna negara asing dari negara-negara barat.

Berbagi Darah untuk Kehidupan

Tidak semua orang memiliki materi berlebih untuk berbagi. Tetapi, semua orang memiliki darah. Semua orang bisa berbagi darah tanpa pandang status. 
 
       Pengalaman Valencia melihat seseorang yang kehilangan Ibunya karena tak mendapat donor darah amat membekas pada dirinya. Ketika itu dirinya yang sedang mengantar sang ibupun tak bisa berbuat apa-apa.
       Sejak saat itu, perempuan yang memiliki nama lengkap Valencia Mieke Randa tersebut terinspirasi untuk menciptakan gerakan yang bisa menjembatani orang yang membutuhkan darah dengan orang yang ingin mendonorkan darah.

Wedding Organizer, Sutradara Pesta Pernikahan

Diany memulai usaha Bella Donna ini hanya bermodal kartu nama. Kini usahanya tak hanya wedding organizer tetapi juga majalah The Wedding dan Mahligai, serta Bella Donna Institute

        Diany Pranata Chandra merasa kurang menikmati pesta pernikahannya karena sudah terlalu lelah mempersiapkanya. Bermula dari rasa kurang puas pada pesta pernikahannya 15 belas tahun itulah ia memiliki ingin menjadi wedding organizer.
        Dengan wedding organizer (WO) diharapkan pengantin dapat menikmati moment berharga dalam hidupnya tersebut. Namun, keputusan untuk membuat usaha sendiri tak semudah yang dibayangkan dan butuh banyak pertimbangan. Akhirnya, lecutan dari keluarga lah yang membuatnya yakin melangkah memilih berusaha dan meninggalkan karirnya.