Pages

Saturday, April 23, 2011

Tragedi gerobak bakso "MALANG"

ini hari ketiga setelah tragedi yang MENYAKITKAN dan KONYOL itu terjadi. Ya, jelas menyakitkan karena ditabrak gerobak dengan kecepatan kira2 40km/jam memang menyakitkan. Konyol, karena siapapun yang dengar kejadian ini merasakan kebimbangan dalam berempati, yakni antara ketawa dan kasihan.

Begini Kejadiannya....
     Jumat, 22 April 2011sekitar pukul 13.00 saya ingin pulang ke rumah. Seperti biasa, kalau tidak bawa motor ya saya naik angkot dan turun di perempatan Puskemas dekat rumah. Abis naik angkot pasti bayar dong. Habis bayar, terus gw jalan ke arah belakang. Sebagai pengguna jalan yang baik hati, tentu sebelum menyeberang kita wajib tengok kanan kiri untuk memastikan kondisi jalan aman untuk kita menyeberang.

     Nengok kanan lah saya, dan BOOOOOMMM GDUBRAK.. entahlah suaranya seperti apa. Secara mengejutkan, gerobak bakso "Malang" menabrak korban (saya) sampai terpental dan jatuh. Kejadian begitu cepat. Besi gerobak menghantam kepala bagian kiri dan telinga. Tulang kering kaki pun ga ketinggalan dihantam. Saya yakin, Ade Rai kalo dihantam kaya gitu juga pasti jatuh. Mungkin tuh abang ngga ngeliat karena kehalangan angkot. Tapi eh tapi masalahnya saya diri dipinggir jalan ya masa iya dia ngga liat. Dan penyebab yang paling krusial adalah tuh abang ngebut. Saya yakin 1000% dia ga punya SIM G.

     Hmm...mungkin pada bingung kenapa gerobak bisa melaju sekencang itu dan membuat korban terpental. jadi dari arah kiri, gerobak itu dari turunan, dan gerobak bakso malang itu bukan yang didorong tapi digoes kaya sepeda, jadi ya wajar doi bisa ngebut.
Abang tukang bakso "MALANG" yang saat itu malangnya pindah ke saya pun minggir. katanya "Maap neng, ga ngeliat, ayo saya tanggung jawab ko, yuk ke puskesmas"

      Dia yang mau bantu saya berdiri pun tak saya gubris. Ada bapak-bapak yang naik motor pun berhenti, "Eh Lo nabrak yah" itu bapak sih niatnya baik, tapi entah mengapa saya seolah tak peduli. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut. Setelah yakin bahwa saya tidak apa-apa, saya pun berdiri dan jalan. Beberapa orang ngeliatin saya, tanpa nanya keadaan saya. Agak sebel dengan orang-orang yang ngeliatin ajah tapi ngga nolongin.

      Jarak kejadian dengan rumah saya kira-kira 100 meter. Sepanjang jalan, saya memegang kepala dan sesampainya di rumah, tangis pun pecah. Muncul benjol di kepala dan ada gumpalan darah di kuping. Ibu yang nanya kenapa pun kena marah. Beberapa lama selang kejadian, saya pun bercerita. Ibu TERTAWA mendengar cerita ajaib tadi. Kata ibu "Klo ibu mah ibu tendang aja gerobaknya sampe jatoh."

     Malam harinya, sakit di kepala makin terasa, besoknya juga makin terasa. Semoga benturan ini memberi hikmah bagi ingatan saya yang makin melemah. (semoga terjadi kebalikan dari amnesia). Ajaibnya dari kejadian ini, saya tak marah-marah sama tuh tukang bakso.
"EMOSI DAPAT DIATASI WALAU SAKIT TAK BISA DIPUNGKIRI"

2 comments:

  1. haha, gw baru tau nih cerita lengkapnya ci, kemaren2 sih sempet denger dikit2 tentang lo yang ketabrak gerobak...

    klo boleh protes, tu kalimatnya ada saya ada gw, jadi siapa anda?, hehe.. mari terus berbagi cerita, agar hidup lebih gembira,uhuy

    ReplyDelete
  2. hehe...mungkin karena gw masih terbakar emosi waktu nulis, jadi ga karuan nulisnya.. hehe

    makasih komennya..
    masih bangun blog baru nih.. blm terurus dng baik..

    ReplyDelete