Pages

Sunday, December 22, 2013

Tahun Politik, Bursa Lebih Cantik ?

Desember 2013, sebentar lagi akan berakhir. Tahun ini seakan jadi langit mendung bagi para investor di bursa saham. Ya, tahun ini bursa mengalami goncangan yang begitu hebat. Bahkan, IHSG yang sempat melejit hingga level Rp5200-an, harus melorot hingga 3800 di akhir Agustus. Investor asing menarik dana secara besar-besaran. Namun, perlahan bursa mulai bangkit. Jumat (20/12), IHSG ditutup di level Rp4195.

Jelas ini angka yang jauh dari harapan. Prediksi banyak analis di awal tahun ini yang memperkirakan bursa akan ditutup dikisaran Rp5000 pun harus patah. Mereka pun ramai-ramai mengoresi prediksi tersebut. Dengan kondisi seperti ini, banyak analis memprediksi bursa tahun ini hanya akan mencapai Rp4300.

Bursa saham Indonesia memang masih labil. Terlalu bergantung pada investor asing dan isu global. Lantas bagaimana bursa tahun depan?

Jika dihitung, IHSG sejak Mei 2013 hingga Desember 2013 sudah terdiskon lebih dari 20%. Bahkan, tak sedikit saham menarik yang banting harga. Bukankah, ini sebetulnya peluang bagus?

Banyak yang bilang "tunggu dulu lah, tunggu turun lagi." Tapi, ketika harga tiba-tiba naik, langsung panik. Bagi, Anda yang memang ingin berinvestasi jangka panjang tentu ini peluang bagus. Jika hitung-hitungan Anda masih ada kemungkinan harga saham akan turun, tapi takut tiba-tiba naik, Anda bisa melakukan cost averaging atau bagi yang masih memegang saham dan ingin menambah, bisa melakukan averaging down.

Dari diskusi dengan beberapa analis minggu lalu, semuanya sepakat kuartal I 2014 jadi momen yang tepat untuk akumulasi. Beberapa memprediksi IHSG di 2014 bisa tembus Rp4800-Rp5000. Tapi, tetap saja, angka bagus tersebut masih bergantung banyak hal. Mulai dari rupiah, kebijakan stimulus The Fed, data industri di China, pemulihan ekonomi Eropa dan lain-lain. Ya, maklumlah kita kan negara kaya yang masih bergantung sama orang luar. Kemandirian ekonomi belum Ada (kalau bahas ini panjang lagi.. nanti kesel sendiri).

Tapi salah satu yang paling berpengaruh di 2014 tentulah pemilu legislatif dan presiden. Dan kebanyakan analis optimis bursa bisa kinclong di 2014, apalagi kalau Jokowi yang jadi presidennya. Bahkan, investor asing juga ingin sekali Jokowi yang naik jadi presiden. Ada analis yang cerita, pernah ada fund manager dari Amerika yang datang ke suatu seminar di Jakarta hanya karena ingin melihat langsung sosok Jokowi.

Tahun politik memang menarik. Data historis menunjukan, di setiap tahun pelaksanaan pemilihan umum, performa bursa sangat mengkilap. Sepanjang 1999 bursa naik 70%, di 2004 naik 45%, dan di 2009 naik 87%.

Nah, tunggu apalagi. Waktunya akumulasi dan banyak berdoa tahun 2014 bisa secantik tahun politik sebelumnya.